Konsep A to Z sebuah Usaha Kuliner Pujasera
Chandra Dj. : (Sebuah Tinjauan Analisa Wirausaha Kuliner)
Jakarta, bukankelanakuliner.com
Pernah mendengar istilah pupuler Pujasera, kan? Pusat Jajan Serba Ada. tapi pernahkah Anda mendengar Apel Gede? Apel Gede artinya Ape Lo minta Gue Ade.....! Kini konsep Apel Gede berubah dan bermetamorfosis mulai dari manajemen dan lokasinya. Namun manajemen pengelolanya masih tetap sama yakni Chandra Djamaludin, sang pencetus ide orisinil tersebut.
Bagaimana konsep manajemen Taman Kuliner yang diberi nama A to Z Concept ini bisa berjalan selama lebih dari satu setengah tahun? Menurut penuturan lelaki paruh baya keluaran manajemen puncak di perusahaan asing Philips dan Osram ini kepada kelanakuliner.com bahwa memang ada rencana untuk mewaralabakan usaha pusat jajanan serba ada ini.
Mungkin setelah skripsi anak perempuannya selesai dan dipublikasikan, dan dalam waktu dekat ini di tahun yang akan datang, Standard Operational Procedure (SOP) atau Prosedur Operasi Baku yang jadi acuan waralaba bisa disiapkan untuk para investor lokal yang mempunyai tanah luas sedikitnya 1000 meter per segi dan berada di pinggir jalan raya ramai dan mau dikembangkan jadi usaha taman kuliner dengan merk TAMAN KULINER.
Chandra sendiri mengakui bahwa usaha pujasera gaya Taman Kuliner bisa balik modal (BEP) dalam waktu 2 tahun paling lambat. Sebagai pilot project, Taman Kuliner Kalimalang Bekasi, memang bisa dijadikan acuan bagaimana mengelola sebuah usaha pujasera di bidang kuliner yang hanya bermodalkan manajemen simpel dan efisien serta tak perlu bermodalkan investasi terlalu besar.
Bagi Chandra Djamaludin sendiri, memang usaha kuliner berkonsep A to Zini tidaklah terlalu sulit namun juga tidak juga bisa disebut gampang sekali. Yang dibutuhkan sebenarnya adalah keseriusan dan manajemen baku yang bersifat fleksibel dan kekeluargaan. Itulah sebabnya, investor Taman Kuliner, yang seorang pensiunan pejabat instansi Deperindag, Christian Purba, mempercayakan lahannya yang seluas 1300 meter per segi ini dikelola secara penuh oleh Chandra.
Satu Sudut Taman Kuliner |
Karena berkeinginan menangkap pasar (captive market) yang lalu lalang di sepanjang jalur Kalimalang, Chandra mengkategorikan calon pelanggannya sebagai: Pasangan suami istri yang berangkat kerja dengan motor atau mobil. Si suami mengantarkan istrinya berangkat kerja di pagi hari, dan di sore harinya, mereka perlu titik pertemuan (meeting point) sepulang kerja.
Kendaraan umum yang ramai hingga nyaris 24 jam dan jalur juga masuk kategori macet, maka tentunya para pelajar atau karyawan kantoran berkendaraan umum merupakan target segmented yang harus juga dijuju. Karena target pasar yang masuk di jangkauan pelajar, mahasiswa, pegawai kantoran dan/atau mereka yang berkendaraan motor maupun mobil maka konsep A to Z lah yang cocok diterapkan di Taman Kuliner Kalimalang Durensawit.
Ramainya Pengunjung di malam hari |
Itulah sebabnya, ketika pintu gerbang yang awalnya dibangun bergaya mewah seperti pintu gerbang hotel mewah berbintang lima diganti dengan pintu gerbang bergaya sederhana dengan tujuan psikologis mengundang semua kelas dari target pasar yang lalu lalang di jalur padat dan rawan macet itu. Dari sinibisa diambil kesimpulan bahwa Taman Kuliner memang sangat berpotensi untuk bisa memperoleh ROI (pengembalian investasi) yang relatif cepat, yakni hanya dua tahun.
Bagaimana dengan Anda? Tertarik berinvestasi di bidang usaha kuliner,karena Anda mempunyai lahan luas di pinggir jalan macet... Anda bisa menghubungi kelanakuliner atau Chandra Djamaludin.
Sidik Kelana Rizal - dobeldobel.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar